Minggu, 05 April 2015

Peningkatan Kualitas SDM Indonesia dalam Menghadapi Kompetisi Global


Globalisasi berasal dari kata “Global” yang berarti universal atau mendunia. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara Globalisasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh seluruh masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat memberikan kita pertanda bahwa adanya globalisasi. Sampai detik ini di Indonesia globalisasi masih menjadi suatu kontroversi di kalangan akademisi, pengamat, dan para pelaku bisnis. Pengamat menyatakan bahwa Indonesia belum siap menghadapi perdagangan bebas. Namun sebagian lain beranggapan bahwa dengan adanya globalisasi mau tidak mau masyarakat Indonesia harus meng-upgrade diri agar bisa bertahan dan ikut bersaing dalam kompetisi global. Dampak positifnya, globalisasi dapat memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ekonomi demi mewujudkan kesejahteraan bersama melalui pasar bebas. Namun dampak negatifnya, globalisasi dikhawatirkan merupakan liberalisasi ekonomi yang hanya akan membawa keuntungan bagi Negara-negara kuat (adikuasa) dan melemahkan perekonomian di negara-negara kecil.
Sebagai anggota Negara di dunia, Indonesia tidak luput dari pengaruh adanya globalisasi. Indonesia tidak mungkin membatasi pergaulan internasional dengan Negara-negara lain, karena pada hakikatnya kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Indonesia dan Negara-negara lain memiliki ketergantungan satu sama lainnya.
Dengan adanya globalisasi, kita semakin menyadari bahwa yang menjadi kompetitor kita bukan hanya orang-orang yang berada di daerah sekitar kita, melainkan berbagai manusia di belahan dunia pun merupakan kompetitor kita. Persaingan yang ada tersebut tidak lepas dari kebutuhan manusia yang terus berkembang setiap waktu. Diperlukan adanya reformasi untuk sebuah perubahan kearah yang lebih baik agar dapat menjawab semua tantangan perkembangan globalisasi, salah satunya adalah peningakatan kualitas sumber daya manusia.
Sebagai warga Negara Indonesia, kita tahu persis kelebihan beserta kekurangan yang kita miliki. Bukan menjadi suatu rahasia bahwa Negara kita ini merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam. Namun ironisnya, dari dulu hingga sekarang sumber daya manusia kita belum cukup terampil memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Hingga mengharuskan kita merelakan sumber daya alam yang menjadi asset kita dikelola oleh bangsa asing, yang akhirnya menjadikan mereka sebagai tempat bergantung dalam mengelola sumber daya alam meski dengan imbalan keuntungan yang tidak cukup layak untuk kita terima.
Jika pada masa sebelum globalisasi saja sumber daya alam kita berhasil di kuasai oleh bangsa asing, bagaimana keadaannya setelah adanya globalisasi dewasa ini? Akankah membaik atau justru memburuk?
Sumber daya manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam reformasi ekonomi. Dengan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta daya saing tinggi Indonesia dapat maju dan bertahan dalam arus globalisasi. Namun pada kenyataannya, sumber daya manusia di Indonesia masih terbilang rendah. Pembangunan sumber daya manusia memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang maju serta mendiri sehingga dapat ikut bersaing dalam arena percaturan global. Selain itu penataan persebaran masyarakatnya diarahkan menuju persebaran masyarakat yang lebih seimbang sehingga sesuai dengan daya dukung serta daya tampung lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pemerataan pembangunan dalam berbagai hal.
Peningkatan kualitas SDM Indonesia menjadi SDM yang unggul setidaknya membutuhkan dua strategi. Kedua strategi tersebut nantinya saling interaktif satu sama lain, sehingga tidak dapat dipisahkan. Pertama, pemerintah harus menciptakan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. Hal ini dapat diwujudkan dengan pemerataan pendidikan di setiap daerah di Indonesia, perluasan akses ke perguruan tinggi, serta penyediaan infrastruktur pendidikan yang layak bagi peserta didik. Seperti yang kita ketahui, pendidikan di Indonesia belum lah merata. Dapat dilihat dari standar kompetensi yang diberikan di setiap sekolah, tentu berbeda antara sekolah yang berada di perkotaan dan di pedesaan. Setelah itu, peningkatan kompetensi pendidik juga merupakan hal yang harus di perhatikan. Karena berhasil atau tidaknya peserta didik tergantung pada bagaimana para pendidiknya. Pola perilaku peserta didik juga bisa terbentuk dari lingkungan sekolahnya, maka dari itu peran pendidik sangat diperlukan dalam menciptakan calon sumber daya manusia yang siap bersaing dalam era globalisasi dewasa ini. Selain itu pemerintah seyogyanya selalu memperhatikan pemberian beasiswa bagi anak-anak didik yang kurang mampu. Hal ini sangat baik dilakukan untuk memotivasi mereka untuk terus belajar meskipun terbatas dengan biaya.
Sekarang ini, usaha pemerintah dalam pemerataan pendidikan sudah cukup baik. Hal ini dapat kita lihat perkembangannya dari tahun ke tahun. Jika pada beberapa tahun silam, untuk bisa mencicipi bangku sekolah setidaknya anak didik harus membayar iuran, pada masa sekarang justru pemerintah memberi pendidikan kepada anak-anak didik calon pemimpin bangsa dengan cara cuma-cuma (gratis). Pemberian pendidikan secara gratis ini dahulu dikenal dengan program wajib belajar 9 tahun, namun seiring perkembangan zaman yang memaksa Indonesia harus menciptakan sumber daya yang berkualitas, pemerintah mencanangkan program pendidikan gratis bagi semua warga Negara dari mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.
Upaya tersebut sudah cukup baik. Namun perlu diingat bahwa meskipun kualitas SDM yang secara merata telah dimiliki oleh Indonesia, baik dalam ilmu pengetahuan maupun keterampilan untuk mendukung transformasi Indonesia sebagai negara maju, semua upaya yang dilakukan itu harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan konsisten. Karena perencanaan yang matang tanpa palaksanaan yang berkelanjutan dan konsisten akan menjadi hal yang sia-sia.
Strategi yang kedua adalah perbaikan pelayanan kesehatan. Kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Karena tidak mungkin sebuah Negara maju memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik dengan pelayanan kesehatan yang buruk. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di Indonesia salah satunya adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang merata meliputi peningkatan gizi, pencegahan wabah penyakit, pengobatan terhadap penyakit, serta penyediaan obat-obatan yang berkualitas dan memadai.
Saat ini upaya yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik. Pada masa pemerintahan Pak Jokowi, sebagia warga Negara Indonesia kita telah dibekali dengan Jaminan Kesehatan berupa sebuah kartu yang bisa kita bawa ke puskesmas atau rumah sakit rujukan setempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis. Namun yang perlu ditekankan disini adalah, pemerintah harusnya tidak hanya memberikan pelayanan yang gratis namun juga harus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan seperti menambah sarana dan prasarana.

Kedua strategi tersebut dirasa bisa menjadi bekal bagi Indonesia untuk ikut serta dalam kompetisi global. Dengan peningkatan sumber daya manusianya, diharapkan Indonesia bisa menjadi Negara maju dan menjadi tuan di Negara nya sendiri. Tanpa bekal yang cukup, bangsa Indonesia tidak akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam arena percaturan global. Apalagi, didalam waktu dekat ini kita akan bertransformasi menjadi Masyarakat Ekonomi Asean.