“Kebersihan merupakan pangkal
kesehatan”. Kalimat tersebut tidak asing terdengar di telinga kita. Sejak kecil
kita sudah diperkenalkan dengan kalimat tersebut. Kalimat yang menyuratkan
bahwa kebersihan merupakan syarat untuk hidup sehat. Saya yakin dari mulai
anak-anak hingga orang dewasa mengerti tentang hal tersebut. Tetapi sayangnya, keinginan
masyarakat untuk ikut serta menjaga kebersihan lingkungannya berbanding
terbalik dengan keinginan masyarakat untuk hidup sehat. Kesadaran masyarakat
untuk menjaga kebersihan lingkungannya masih sangat rendah. Inilah mengapa kebersihan
lingkungan masih menjadi persoalan serius yang dihadapi oleh berbagai Negara di
belahan dunia.
Begitupun halnya dengan Indonesia, lingkungan
yang bersih masih menjadi pemandangan yang sulit dijumpai. Meskipun di beberapa
titik di wilayah Indonesia sudah tampak bersih, namun lain halnya dengan
berbagai wilayah lainnya seperti di perkotaan, bahkan pelosok desa tak jarang
kita jumpai banyak pemukiman kumuh, sirkulasi pengolahan sampah yang kurang,
dan juga masalah pengelolaannya.
Jakarta sebagai Ibukota Negara yang
merupakan citra Negara dan barometer ekonomi, mengharuskan adanya peningakatan
pembangunan setiap waktu. Sebagai pusat perekonomian Negara, seharusnya Jakarta
tampil asri dengan banyak ruang terbuka hijau di dalamnya. Namun pada
kenyataannya lingkungan yang bersih masih sulit dijumpai di Jakarta. Dapat kita
lihat sendiri bagaimana kontrasnya keadaan lingkungan di Jakarta. Di satu sisi
kita dapat kita lihat betapa megahnya kota Jakarta dengan banyak gedung
bercakar langit dan ornamen-ornamen mewah lainnya yang menghiasi dataran
Jakarta. Namun disisi lain, pemukiman kumuh di pinggiran Jakarta dan
pengelolaan sampah yang kurang terealisasi menggambarkan bahwa Jakarta masih
jauh dari kata asri.
Masalah utama yang dihadapi oleh kota
Jakarta dewasa ini adalah masih persoalan sampah. Lagi-lagi faktor utamanya
adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
sekitar masih sangat rendah. Bukan menjadi sebuah rahasia apabila tong sampah
di Jakarta seakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan bisa dikatakan,
masyarakat Jakarta hidup diantara tong sampah. Mengapa demikian? Karena
masyarakat bebas membuang sampah semau mereka tanpa peduli atau merasa kalau
hal tersebut adalah salah. Mereka tidak mempunyai kesadaran bahwa kebersihan
lingkungan adalah penting hukumnya. Bagaimana kita mau hidup sehat jika di kota
sebesar ini yang merupakan tempat kita tinggal dipenuhi oleh tumpukan sampah
yang setiap harinya rata-rata mencapai puluhan ton sampah.
Seperti yang kita ketahui, masalah
pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan akar dari
timbulnya masalah masalah baru. Sampah akan menimbulkan banyak dampak negatif
apabila pembuangannya tidak terkelola dengan baik, diantaranya:
1. Dampak terhadap kesehatan
Pembuangan sampah yang tidak
terkontrol dengan baik merupakan tempat bersarangnya berbagai binatang seperti
lalat, nyamuk, dan binatang lain yang dapat menimbulkan wabah penyakit. Potensi wabah
penyakit seperti diare, jamur kulit, kolera, DBD, dan tifus akan menyebar
dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang
masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme
termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
3. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik
dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang
tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah berserakan dimana – mana.
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memperburuk image kota Jakarta sebagai ibukota.
Upaya untuk menangani masalah sampah di Jakarta:
Permasalahan sampah di Jakarta menjadi
persoalan yang serius bagi masyarakat maupun bagi pemerintah. Hal yang sangat
memprihatinkan adalah produksi sampah di DKI Jakarta tidak berbanding lurus dengan pembersihan sampah yang terus-menerus, sehingga
menyebabkan persoalan sampah dan banjir menjadi dua sisi mata koin yang tak
terpisahkan.
Berikut ini adalah upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan untuk
menangani masalah sampah di Jakarta agar tidak berekembang menjadi
masalah-masalah lain yang lebih serius, diantaranya:
1. Kampanye kepada masyarakat sekitar agar tidak menjadi "tukang
nyampah"
Solusi pertama yang harus dilakukan adalah membangkitkan
kesadartan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungannya. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan kampanye yang bisa dilakukan kepada masyarakat
sekitar untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat serta menumbuhkan
kemauan masyarakat sekitar untuk hidup sehat dan bebas dari sampah yang
berserakan di sekitar. Masyarakat sekitar bisa diingatkan untuk tidak menjadi
tukang nyampah di wilayahnya sendiri.
Seperti yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Jokowi
belum lama ini beliau menggandeng grup band slank berkampanye dengan tema “Bikin
Jakarta Bebas Sampah” di kawasan car free
day didepan pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta pusat. Menggandeng selebriti
dalam berkampanye merupakan ide segar Jokowi yang sangat efektif untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat. Sebagai grup band papan atas tentu saja grup
band slank sudah mengindonesia dan mempunyai banyak fans. Masyarakat akan lebih
tertarik untuk ikut membersihkan Jakarta dari sampah karena terinspirasi dari
grup band favoritnya. Namun, tanpa adanya kesadaran dari masyarakat, upaya
apapun yang dilakukan oleh pemerintah akan sia-sia.
2. Melakukan program 4R
Sampah yang menggunung di Jakarta dapat ditanggulangi salah
satunya dengan program 4R. Program ini tentu saja tidak asing ditelinga kita
namun penerapan dari program ini sangat jarang dilakukan oleh masyarakat,
padahal sangat membantu dalam menangani permasalahan sampah yang kian larut di
Jakarta dewasa ini.
3. Pengawasan pemerintah dan penetapan hukuman yang tepat
bagi orang yang membuang sampah sembarangan
Sebenarnya undang-undang tentang pelanggaran pembuangan
sampah di sembarang tempat telah ada sejak lama di Negara kita. namun,
undang-undang tersebut tidak terealisasi dengan baik. Salah satu faktornya
adalah kurangnya pengawasan dari pemerintah serta ketegasan akan hukuman bagi
orang yang membuang sampah sembarangan. Tentu kita sudah mengetahui bahwa
membuang sampah di sembarang tempat dapat dijatuhi sanksi, namun nyatanya
jarang sekali kita menjumpai ada orang yang dikenakan sanksi akibat membuang
sampah sembarangan. Karena ketidaktegasan inilah masyarakat seenaknya membuang
sampah di sembarang tempat karenamerasa tidak terikat oleh hukum yang terkait.