Pernalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Pernalaran itu sendiri terbagi
atas dua metode, yaitu pernalaran induktif dan pernalaran deduktif. Pada
kesempatan ini, saya akan membahas tentang pernalaran induktif.
Pernalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik simpulan
umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Pernalaran
induktif berpangkal dari suatu peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan
empirik yang kemudian berakhir pada suatu simpulan yang bersifat umum.
Contoh:
1. Ayam berkembang biak dengan cara bertelur.
Burung berkembang
biak dengan cara bertelur.
Bebek berkembiang
biak dengan cara bertelur.
Simpulan: Semua
unggas berkembang biak dengan cara bertelur.
Pernalaran induktif terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat
umum yang mencakup semua fenomena tadi. ( Gorys Keraf, 1994 : 43 ).
Generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum untuk
semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri
esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan
dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh:
1. Noris adalah seorang binaragawan, ia memiliki tubuh yang
atletis.
Arnold adalah
seorang binaragawan, ia memiliki tubuh yang atletis.
Zevio adalah
seorang binaragawan, ia memiliki tubuh yang atletis.
Simpulan: Semua
binaragawan memiliki tubuh yang atletis.
Dilihat dari segi bentuknya, generalisasi dibedakan menjadi
2, yaitu:
1) Generalisasi dengan loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak
dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh
fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu
kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh :
Bintang gemar bermain bola basket.
Mentari gemar berenang.
Mega gemar bermain bola voli.
Simpulan: Anak-anak Universitas Gunadarma gemar berolahraga.
2) Generalisasi tanpa loncatan induktif
Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki.
Contoh: Sensus penduduk.
2. Analogi
Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal. Dalam
penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya, tanpa memperhatikan perbedaannya.
Jadi, kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang
berbeda. Proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran
suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang
memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Contoh:
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas.
Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan,sifatnya akan
menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi,
ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
3. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan keterkaitan atau
ketergantungan dua realitas, konsep, gagasan, ide, atau permasalahan. Suatu
kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau
sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab apabila belum mengalami
akibat.
Hubungan kasusal terbagi menjadi 3, yaitu:
1) Sebab akibat
Peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan
sebagai efek dari peristiwa tersebut.
Contoh:
1. Karena Arief rajin belajar, maka ia naik kelas.
2. Warga sering membuang sampah sembarangan, akibatnya
Jakarta selalu banjir di saat musim hujan.
2) Akibat sebab
Peristiwa yang dianggap sebagai akibat dari sebab peristiwa
tersebut yang mungkin telah menimbulkan akibat.
Contoh:
1. Risa tidak lulus ujian kenaikan kelas karena Risa malas
belajar
2. Banyak korban berjatuhan karena gempa bumi di Yogyakarta.
3) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan
penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang
lain.
Contoh:
Kecelakaan yang terjadi di persimpangan Slipi memakan banyak
korban, sehingga kemacetan panjang pun tak terhindarkan.
Referensi:
Tidak ada komentar :
Posting Komentar