Sabtu, 18 Mei 2013

Surat Kecil Untuk Kamu




Aku bersembunyi di kolong langit malam.

Duduk dan berpikir tentang sebuah keadaan. Membawa ruang tak sadarku ke sebuah jembatan yang mengantarkanku ke dalam sebuah memori.

Aku bergegas mengambil sebuah kotak dari dalam lemari. Kotak itu adalah kotak kenangan. Sesuai dengan namanya, aku banyak menyimpan kenanganku didalamnya. Sebelumnya aku sudah berjanji tidak akan membukanya. Tapi malam ini kerinduan begitu hangat menyelimuti. Menggerakkan tanganku untuk membuka dan terlelap sekejap dalam memori masa lalu. Aku hanya akan membukanya sebentar. Aku hanya ingin membaca-baca ulang untaian kata yang dulu pernah kamu buat untuk aku.

Ah, aku pikir aku hanya akan terlelap sekejap. Tapi nyatanya justru menjajah pikiranku cukup lama. Begitulah, segalanya tentang kamu memang mampu mengalihkan pikiranku sepersekian detik saja.

Aku keluar kamar. Mencoba menghirup angin malam dari depan balkon. Aku menengadah ke atas langit. Kerumunan bintang menjadikan langit lebih indah. Jika hanya ada satu bintang, langit terasa sepi. Tapi malam ini bintang-bintang menunjukkan kepadaku bahwa kebersamaan mencerminkan sebuah keindahan.

Jika bicara tentang kebersamaan, aku teringat kembali sosok kamu. Kebersamaan? Bagaimana mungkin ada jika banyak kata yang tidak tersampaikan? Aku bukanlah seorang cenayang yang bisa mengerti tanpa perlu kamu beri tahu. Aku bukanlah seorang ahli yang perlu membuat hipotesa untuk kemudian aku buktikan sendiri kebenarannya. Aku tidak ingin menyibukkan diri menerka-nerka beragam probabilitas atas semua ini. Aku hanya ingin kamu berkumandang tentang kebenaran. Walau nyatanya tanpa kamu ketahui aku pun sudah lebih tahu tentang kamu. Tentang semua asa yang berhasil mengoyak-ngoyak jiwa. Sekali lagi, manis atau pahitnya itu semua yang aku ingin hanya  mempergunakan kedua telingaku untuk menyimak kebenaran dari mulut kamu.

Dengan segenap rasa kalut yang masih setia menyelimuti, aku mencoba menorehkan kata demi kata di atas secarik kertas. Aku mencoba menyusun ceceran-ceceran kata yang berkeliaran bebas di dalam pikiranku menjadi sebuah surat untuk ku tujukan kepadamu.

Aku ingin berbicara kepadamu. Aku ingin berbicara walau hanya lewat racikan kata yang sederhana. Aku ingin berbicara walau hanya melalui secarik kertas yang terisi penuh dengan goresan pena. Tapi, kata-kata yang aku racik bukan sembarang kata. Aku menyusunnya atas nama cinta. Goresan pena yang aku torehkan dalam secarik kertas adalah lukisan perasaan yang aku dengar dari hati yang kian berbisik pilu.

Pikiran ini seperti wadah. Kata-kata adalah senyawanya. Di dalam wadah terisi senyawa-senyawa yang kian bergerak bebas kesana kemari. Untuk saling berkaitan, senyawa-senyawa membutuhkan ikatan kimia. Tapi senyawa-senyawa yang aku punya bukanlah bagian dari ilmu kimia. Senyawa ini terbentuk atas partikel-partikel rindu. Aku menyatukannya dengan ikatan cinta.

Atas nama cinta aku tuliskan surat kecil untuk kamu.

Bertemankan sejuta rasa kecewa, aku sampaikan kerinduan yang pernah ku coba bunuh namun masih saja tetap tumbuh.

Aku ingin tahu kabar kamu.

Pernahkah kamu terima salam yang aku titipkan kepada angin di setiap pagi dan malam hari?

Apa kamu juga merindukan aku? Atau kamu telah bergegas melangkah pergi?

Entahlah……

Rasa percayaku sangat mahal harganya untuk kamu. Hingga sulit untuk aku membangun semua yang kamu pinta dari awal lagi. Semua tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Sejujurnya aku benci menuliskan semua ini. Aku benci mengakui keberadaan kamu yang masih tersimpan di pelupuk hati. Namun ini semua adalah perasaan yang tidak dapat aku hindari apalagi aku coba bunuh sampai mati. Untaian-untaian kata ini hanya dapat aku tuliskan tanpa aku kirim kepada kamu, orang yang ada pada kolom penerima. Bukan karena aku pengecut. Aku hanya mampu menuliskannya dan berbagi pada orang lain dalam social media ini. Tanpa perlu kamu baca, tanpa perlu kamu tahu. Karena aku tidak ingin kamu merubah sikapmu hanya karena tersentuh oleh kata-kata yang telah aku susun rapih. Biarkanlah aku dan orang-orang lain yang menikmati.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar