Mengapa judul dari postingan kali ini seperti itu? Karena apa
sih yang muncul dipikiran kita mendengar nama buah “manggis”? Enak, manis tentu
rasanya. Sudah sampai di situ saja bukan? Manggis biasanya dimakan daging
buahnya. Biasanya orang yang mengonsumsi manggis membuang begitu saja kulit
buahnya. Namun siapa sangka justru kulit manggis pun dapat berguna?
Sebelumnya saya akan membahas tentang tumbuhan manggis
terlebih dahulu...
Garcinia mangostana L atau yang terkenal dengan nama manggis
ini adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal
dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Buahnya
juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula
varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam perdagangan dikenal
sebagai "ratu buah", sebagai pasangan durian, si "raja
buah". Buah ini mengandung mempunyai aktivitas antiinflamasi dan
antioksidan. Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang
memiliki kadar antioksidan tertinggi di dunia.
Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam
gelugur, rempah bumbu dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.
Manggis merupakan sebuah pohon tropis yang tumbuh dalam suhu
hangat dan stabil, paparan suhu di bawah 0 °C (32 °F) untuk jangka waktu yang
lama, umumnya akan membunuh tanaman dewasa. Hortikulturis yang berpengalaman
telah menumbuhkan spesies ini di luar ruangan dan membawanya untuk dikembangkan
di daerah ekstrim, selatan Florida.
Manggis bersifat apomiksis obligat, biji tidak berasal dari
fertilisasi dan diduga mempunyai keanekaragaman genetik sempit, sehingga
diperkirakan manggis di alam hanya satu klon dan sifatnya sama dengan induknya.
Kenyataan di lapang menunjukkan adanya keanekaragaman tanaman manggis yang
mungkin disebabkan faktor lingkungan mau pun faktor genetik akibat mutasi alami
sejalan dengan sejarah tanaman manggis yang telah berumur ribuan tahun.
Buah manggis muda, dimana tidak memerlukan pemupukan untuk
tumbuh (lihat agamospermy), pertama kali akan berwarna hijau pucat atau hampir
putih di bawah kanopi. Saat buah membesar selama 2 hingga 3 bulan ke depan,
warna kulitnya akan menjadi hijau gelap. Pada periode ini, pertumbuhan ukuran
buah dapat meningkat hingga kulitnya berukuran 6-8 cm (2,4-3,1 inchi) dengan
diameter luar, akan tetap keras hingga pematangan akhir tiba.
Sifat kimia dari permukaan bawah kulit manggis terdiri dari
berbagai polifenol, termasuk xanthones dan tanin yang menjamin astringent dapat
menghambat perhatian serangga, jamur, virus tanaman, bakteri dan pemangsa
hewan, pada saat buah belum matang. Perubahan warna dan pelunakan kulit menjadi
proses alami yang menunjukkan pematangan buah dapat dimakan dan benih telah
selesai berkembang.
Dewasa ini, banyak diperbincangkan jika kulit manggis memiliki
manfaat yang lebih banyak dibandingkan daging buahnya. Kulit manggis mengandung 50 senyawa xanthone.
Xanthone adalah bioflavonoid yang bersifat antioksidan, antibakteri, antitumor,
antialergi, antiinflamasi dan antihistamin. Di alam ini terdapat sekitar 200
jenis xanthone dimana 50 jenis diantaranya berada pada buah manggis (Garcinia
mangostana). Senyawa itu tersebar pada kulit buah dan biji, kulit batang, daun
serta sebagian kecil pada daging buahnya. Kulit buah manggis juga sangat kaya
akan antioksidan tinggi yang dapat mengobati berbagai macam penyakit bahkan
penyakit maut sekalipun seperti penyakit jantung, kanker,stroke, diabetes,
ginjal, hepatitis, AIDS, dan lain-lain.
Berikut ini saya akan
menguraikan beberapa manfaat kulit manggis bagi kesehatan:
1. Untuk meningkatkan energi
Seperti yang telah saya uraikan diatas, xanthone dari kulit
manggis yang merupakan antioksidan tingkat tinggi dapat meningkatkan daya tahan
tubuh. Dengan mengkonsumsi jus kulit manggis secara rutin dapat meningkatkan
stamina dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengontrol berbagai penyakit.
2. Menjaga kesehatan
otak
Seperti yang kita ketahui, otak membutuhkan banyak zat
antioksidan dalam menjalankan fungsinya. Zat antioksidan yang terdapat dalam
kulit manggis dapat membantu mencegah penurunan fungsi otak dan juga membantu
menjaga otak dari sistem kerusakan.
3. Membantu mengatasi stress
Apa hubungannya kulit manggis dengan perasaan stress
seseorang? Di saat seseorang mengalami stress, tubuh akan memproduksi hormon
kortisol secara berlebihan. Zat Xanthone yang terdapat di dalam kulit manggis
bekerja untuk menyeimbangkan kadar hormon kortisol sehingga secara alami tubuh
mampu menurunkan tingkat depresi.
4. Menjaga kesehatan sistem pencernaan
Kandungan antioksidan di dalam kulit buah manggis dapat
membantu untuk melindungi dan menurunkan kandungan asam yang tinggi pada
lambung. Zat antimikroba dalam kulit manggis juga berfungsi untuk memerangi
bakteri, parasit dan jamur dalam perut. Selain itu juga bekerja untuk mengatasi
iritasi usus besar dan usus kecil yang dapat menyebabkan gangguan fungsi
pencernaan. Ekstrak kulit manggis mampu mencegah radang usus besar dengan cara
menghambat infeksi pada kantong-kantong yang terdapat di lapisan usus besar.
Senyawa xanthone pada kulit manggis bekerja menyeimbangkan
sistem kelenjar endokrin. Sistem kelenjar endokrin yang seimbang menimbulkan
keseimbangan yang baik dari semua hormon dan neurokimia yang diproduksi oleh
sistem endokrin. Sehingga hal tersebut membantu mempercepat penyembuhan luka,
mengeluarkan racun dari hati, dan lain-lain.
Nah… sudah tahu dong sekarang kalau kulit buah manggis itu
banyak mengandung antioksidan yang sangat diperlukan tubuh? Dengan mengetahui
informasi di atas, masih maukah kalian
membuang kulit buah manggis secara percuma? J J