Kisah ini
dimulai kurang lebih satu tahun yang lalu. Dimana diantara kita belum banyak
yang saling mengenal satu sama lain. Kalaupun iya, tentunya karena diantara
kita pernah dalam satu kelas sebelumnya.
Hari itu
hari selasa. Saya ingat betul moment itu. Hari pertama kita memulai
menginjakkan kaki sebagai mahasiswa dan mahasiswi semester tiga di kampus nan
sederhana ini. Mungkin dipikiran kita awalnya mengerikan memperoleh informasi
dari studentsite bahwa kita merupakan bagian dari kelas 2EB01. Mengucek-ngucek
mata berulang kali kemudian merefresh page studentsite pun tidak merubah
kenyataan. Siapa yang senang? Saya tidak, awalnya.
Sebagian
dari kita sudah merasa cocok dengan lingkungan kelas terdahulu. Namun apa daya kampus
yang memiliki kuasa. Buat saya ini tidak adil ketika dalam suatu universitas
mengharuskan adanya pengelompokkan kelas unggulan berdasarkan IPK. Karena itu
memperkecil kemungkinan saya kembali bersama teman-teman saya menuliskan cerita
kehidupan kebersamaan kami setiap harinya.
Kesedihan
memang sempat menggerogoti. Bayangan tentang ketidaknyamanan sudah jelas
terpampang nyata. Apalagi bagi saya. Saya bukanlah seseorang yang memiliki jiwa
kompetitor. Saya rasa saya tidak mampu disandingkan dengan mereka.
Kesedihan
pun bertambah-tambah ketika memasuki jam kedua pada pelajaran teori ekonomi
mikro. Semakin terasa atmosfer kelas yang sangat mengerikan bagi saya. Memang
ini bukan pertama kalinya saya harus berada dalam lingkungan orang-orang
seperti ini. Ya, orang-orang pintar yang dibekali dengan semangat jiwa
kompetitor yang tinggi. Saya merasa tidak bisa beradaptasi dengan mereka.
Karena buat saya, saya jauh dibandingkan dengan mereka.
Keluhan
terhadap kelas baru saya tak henti-hentinya saya lontarkan kepada orang-orang
terdekat saya. Namun mereka seakan mendorong saya supaya maju mengikuti alur
dan terus berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap hal agar bisa
mengimbangi mereka. Saya pun sedikit merasa tenang. Semangat saya muncul, walau
tidak menggebu-gebu.
Beberapa
hari berlalu. Pengumuman penerimaan mahasiswa jalur sarmag disiarkan. Hampir
sebagian penduduk kelas saya diterima di jalur sarmag. Sarmag adalah sebutan
dari program perkuliahan dengan sistem 4 tahun untuk menempuh sarjana dan
magister. Jujur cukup lega hati saya mendengar banyak yang mengambil jalur
tersebut. Kekhawatiran saya menjadi manusia paling bodoh di kelas pun sedikit
berkurang ketika saya mengetahui bahwa mereka-mereka lah yang pergi
meninggalkan kelas ini.
Bukan
karena saya tidak menyukai mereka. Melainkan, karena saya merasa suasana kelas
tidak sejiwa dengan saya sebelum kepergian mereka. Angker!
Hari
berganti hari. Hati yang lega membuat saya kembali semangat memulai hari baru
dikelas. Dan benar saja, kurang dari satu semester kami mengenal satu per satu
lebih dalam lagi. Higga ikatan pertemanan ini mengantarkan kami ke zona nyaman.
Saya suka
bekerja sama dengan penduduk 2EB01. Mengapa? Karena kita tahu kapan waktunya
belajar, kapan waktunya bercanda, dan kapan waktunya untuk main-main. Tanpa
sadar, kebersamaan kami terjalin. Walau sekarang masih terdapat beberapa kubu
di dalam kelas, tapi tak sedikitpun membuyarkan kekompakan kami.
Ini foto-foto kebersamaan kami
Tidak ada komentar :
Posting Komentar